Apa itu Bullying ? Bagaimana Cara Mengetahuinya?
Bullying adalah perilaku agresif disengaja yang menggunakan ketidakseimbangan kekuasaan atau kekuatan. Bullying beda dengan berkonflik. Konflik melibatkan antagonisme antara dua orang atau lebih. Setiap dua orang dapat memiliki konflik, perselisihan, atau perkelahian tetapi bullying hanya terjadi di mana ada ketidakseimbangan kekuatan. Seseorang yang melakukan bullying dapat melakukan hal seperti: memukul, menendang, mendorong, meludah, mengejek, menggoda, penghinaan rasial, pelecehan verbal, dan mengancam. Menurut ahli lain Bullying adalah salah satu bentuk dari perilaku agresi dengan kekuatan yang dominan pada perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan mengganggu anak lain atau korban yang lebih lemah darinya. Bullying terjadi jika seseorang atau sekelompok orang mengganggu atau mengancam keselamatan dan kesehatan seseorang baik secara fisik maupun psikologis, mengancam properti, reputasi atau penerimaan sosial seseorang yang dilakukan secara berulang dan terus menerus.
Jenis Bullying disekolah
Ada berbagai kategori bullying di sekolah, Berikut adalah beberapa kategori yang paling penting yang sering dibahas :
- Pack intimidasi adalah bullying yang dilakukan oleh kelompok. intimidasi itu lebih menonjol di sekolah-sekolah tinggi. Pack intimidasi dilakukan dengan cara intimidasi fisik atau intimidasi emosional dan dapat dilakukan secara langsung atau di dunia maya. bullying ini bisa terjadi di halaman sekolah, lorong-lorong sekolah, lapangan olahraga, ruang kelas, atau di bus sekolah.
- Intimidasi individu adalah bullying yang dilakukan perorangan dan bisa terjadi baik secara langsung atau online. Intimidasi individu juga bisa dilakukan dengan cara intimidasi fisik atau intimidasi emosional. Jenis ini sering terjadi di sekolah dasar di tempat-tempat yang sepi.
- Intimidasi fisik adalah bullying yang berbentuk kekerasan fisik, seperti: mendorong, memukul, berkelahi, dan meludah. Mereka memberikan ancaman bahaya fisik untuk memaksa orang melakukan sesuatu dan harus sesuai keinginannya.
- Intimidasi emosional adalah bullying yang melibatkan faktor-faktor lain selain interaksi fisik, seperti: penghinaan, komentar yang menghina, merubah nama panggilan, dan menggoda. Intimidasi ini dilakukan supaya orang lain mengucilkan korban dan diabaikan, jenis ini juga bisa disebut sebagai intimidasi sosial. Intimidasi emosional juga bisa dilakukan dengan cara mengambil barang dan sengaja melupakan tempat menyimpan atau menyembunyikan barang-barang seseorang.
Mencegah Bullying Dengan Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosi sangatlah penting untuk diajarkan di sekolah. Seorang anak yang merasa cemas, cemburu, putus asa, atau terasing akan mengalami kesulitan belajar, banyak diam, dan sulit untuk membangun hubungan antar teman yang lain. Emosi berperan penting dalam perilaku bullying di sekolah-sekolah. Banyak anak-anak disekolah melaporkan bahwa mereka telah diintimidasi. Pengalaman pernah dibully merupakan pengalaman yang mengerikan bagi setiap anak yang pernah mengalaminya, baik pernah diintimidasi secara agresi fisik, pelecehan verbal, maupun pengucilan.
Bullying memiliki konsekuensi emosional yang merugikan bagi semua. Korban yang pernah dibully beresiko tinggi untuk depresi, cemas, dan memiliki keinginan bunuh diri. Sedangkan para pelaku mengalami depresi,cemas, permusuhan, dan rentan terhadap penyalahgunaan zat dan perilaku antisosial. Korban sasaran bullyinglah pada akhirnya yang paling menderita, memerka berpotensi untuk melakukan kejahatan dan penyalahgunaan mitra di kemudian hari (dendam). Salah satu insiden bullying dapat merusak komunitas sekolah secara keseluruhan, mengganggu kesejahteraan sekolah, dan meninggalkan bekas luka yang tak dapat terhapuskan pada kehidupan anak-anak.
Kecerdasan emosional perlu menjadi komponen utama dari upaya intimidasi pencegahan dari prasekolah hingga kelas SMA . Mengambil pendekatan hukum dan ketertiban. Intervensi pengamat bahkan bermaksud baik dapat memiliki konsekuensi yang sama. Misalnya, meminta anak-anak untuk berdiri agar tidak pengganggu dapat membuat kecemasan dan mungkin menyebabkan mereka berada pada risiko untuk pembalasan.
Semua anak membutuhkan pendidikan dalam kecerdasan emosional. Pendidikan ini akan membantu mencegah anak-anak untuk tidak menyakiti teman-temannya sebagai pelepasan emosional. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali emosi diri dan emosi orang lain. Anak-anak yang memeiliki kecerdasan emosi (mereka menggunakan ketenangan emosi untuk menjaga hubungan yang sehat ketika senang, sedih dan marah). Mereka mengalami sedikit depresi, kecemasan, dan agresi sehingga hubungan antar pertemanan mereka pun bagus. sedangkan anak yang tidak memiliki kecerdasan emosional rentan terhadap kesehatan mental (emosional) dan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk menggunakan/melakukan perilaku agresif.
Kecerdasan emosional dapat diajarkan seperti halnya mengajarkan matematika atau membaca. pelajaran ini mudah diintegrasikan ke dalam kurikulum akademik standar dan dapat meningkatkan instruksi kelas dan sekolah. Hasilnya, sekolah akan menjadi lebih baik, siswa akan lebih bahagia, dan efektif unntuk menurunkan resiko bullying di sekolah.
Secara khusus guru harus mengikuti pelatihan tentang bagaimana cara mengajarkan kecerdasan emosi kepada siswa dalam pembelajaran di kelas. Bagaimana kita bisa mengharapkan anak-anak untuk belajar kosa kata strategi dan regulasi yang sesuai dengan usia untuk mengekspresikan emosi mereka. Guru dilatih agar dapat mengajarkan keterampilan untuk mengenali, memahami, melabel, mengungkapkan, dan mengatur emosi. hal tersebut merupakan salah satu pendekatan yang efektif untuk mengajarkan kecerdasan emosional pada anak di sekolah. Mengabaikan pendidikan emosional pada anak dan orang dewasa beresiko menjadikan anak-anak yang tidak memiliki rasa belas kasihan. Pengabaian ini telah menciptakan celah dalam sistem pendidikan. Seperti seorang ahli menuliskan ”Mendidik pikiran tanpa mendidik hati adalah bukan pendidikan sama sekali”