Kiat Terapi Anak dengan Spektrum Autis Saat Tantrum

Kiat Terapi Anak dengan Spektrum Autis Saat Tantrum

Sebelum membahas lebih jauh, perlu disepakati terlebih dahulu mengenai istilah tantrum. Dalam kamus Oxford, tantrum diartikan sebagai outburst of bad temper, esp by a child. Secara bebas, tantrum dapat diterjemahkan sebagai ledakan atau luapan kemarahan yang biasanya dilakukan oleh anak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tantrum bukan hanya dialami oleh anak dengan spektrum autis saja namun dialami oleh hampir semua anak-anak. Hal yang membedakannya adalah anak tanpa spektrum autis lebih dapat mengontrol emosi dan sikapnya pada saat tantrum dan lebih mudah untuk diberikan pengertian oleh orang dewasa dibandingkan anak dengan spektrum autis sehingga menangani anak autis tantrum lebih sulit.

Tantrum dapat terjadi pada saat anak tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Pada anak dengan spektrum autis, tantrum menjadi lebih sulit untuk diredakan karena mayoritas anak dengan spektrum autis mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Mereka sulit mengungkapkan apa yang mereka rasakan, apa yang mereka inginkan, kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Karena kesulitan tersebut, orang tua atau orang dewasa yang berhadapan dengan anak dengan spektrum autis yang sedang tantrum juga kesulitan untuk meredakan tantrum karena mereka belum mengetahui dengan pasti apa penyebab atau pemicu tantrum tersebut.

menangani anak autis yang tantrumBerdasarkan pengalaman terapi anak autis, hal-hal yang dapat dilakukan saat menghadapi anak dengan spektrum autis yang sedang tantrum diantaranya sebagai berikut:

  1. Pada saat anak dengan spektrum autis tantrum, ciptakan ‘safety area’. Pastikan tidak ada anak kecil lain di dekat anak, tidak ada benda tajam ataupun tumpul yang dapat digunakan anak untuk membahayakan orang lain maupun dirinya sendiri.
  2. Observasi anak dari jarak aman. Biarkan anak sendiri terlebih dahulu untuk memberikan waktu anak menenangkan dirinya sendiri. Hal ini berlaku jika anak sedang berada di rumah, jika sedang di keramaian atau di tempat umum, segera tarik anak ke area yang sepi dan pastikan anak tidak lepas dari Anda.
  3. Netralkan emosi Anda. Ingatlah anak yang sedang Anda hadapi adalah anak dengan spektrum autis. Mereka diberikan keistimewaan untuk berkomunikasi dengan cara yang unik. Kesabaran merupakan kunci utama saat berhadapan dengan anak dengan spektrum autis. Dengan menetralkan emosi, kita juga dapat terhindar dari dampak negatif yang kemungkinan besar terjadi saat menangani anak dengan spektrum autis yang sedang tantrum, seperti jantung berdebar-debar, kepala pening dan sebagainya. Tariklah napas dalam-dalam, berdoa lalu dekatilah anak dengan sikap atau bahasa tubuh yang bersahabat.
  4. Tatap mata anak meskipun anak mungkin tidak membalas tatapan mata Anda. Tanyakan keinginannya dalam bahasa yang sederhana, misalnya ‘kamu kenapa?’ ‘kamu mau apa?’ Setelah memberikan pertanyaan, tunggulah beberapa saat untuk menunggu respon anak. Untuk anak dengan spektrum autis yang memiliki kemampuan verbal, mereka mungkin akan mengungkapkan keinginannya dengan sepatah kata ataupun sepotong kalimat, seperti ‘mau makan’, ‘mau jalan-jalan’, ‘mau menggambar’ dan sebagainya. Untuk anak dengan spektrum autis yang belum memiliki kemampuan verbal, Anda dapat menyediakan simbol-simbol yang mewakili aktivitas tertentu, seperti piring untuk makan, gelas untuk minum dan sebagainya. Anak dibiasakan untuk menunjuk simbol tertentu untuk mengungkapkan keinginannya.
  5. Untuk membentuk perilaku positif pada anak, sebaiknya Anda jangan langsung memenuhi keinginan anak. Untuk tahap perkenalan awal pada peraturan (rules), minimal anak menenangkan dirinya terlebih dahulu baru kemudian berikan apa yang ia inginkan.
  6. Jika anak tantrum karena menolak untuk diberikan instruksi tertentu, misalnya belajar membaca atau menulis, ikuti langkah-langkah 1-5 di atas dan saat ditanyakan keinginannya anak misalnya mengungkapkan ia ingin menggambar, mintalah anak untuk menenangkan dirinya, selanjutnya bimbing ia melakukan instruksi yang kita berikan terlebih dahulu dan jelaskan setelah itu baru ia mendapatkan apa yang ia inginkan. Untuk pembentukan perilaku awal, durasi waktu pelaksanaan instruksi, misalnya membaca, sebaiknya tidak terlalu lama dan selanjutnya dapat ditingkatkan seiring dengan berjalannya waktu dengan mengamati perkembangan anak. Pastikan juga sebelum kegiatan atau pemberian instruksi dimulai, kebutuhan dasar anak sudah terpenuhi (makan, minum, kondisi tidak sedang lelah dan sebagainya).
  7. Adakalanya kontak fisik dibutuhkan untuk menenangkan anak dengan spektrum autis yang sedang tantrum. Ini terjadi saat anak tantrum dalam keadaan yang sangat hebat sehingga Anda kesulitan mengendalikan mereka dan khawatir anak akan membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain. Teknik yang biasanya digunakan adalah teknik sandwich, dengan cara menggulung anak menggunakan kasur lipat atau matras. Pastikan keselamatan anak tetap diperhatikan selama teknik dilakukan; posisi kedua tangan di sisi tubuh, kaki tidak tertekuk dan area kepala sampai mulut tidak tertutup kasur lipat atau matras agar anak tidak mengalami kesulitan untuk bernapas.

Penanganan tantrum pada anak dengan spektrum autis perlu dilakukan sedini mungkin karena akan menyangkut manajemen perilaku anak di masa mendatang. Lebih mudah menangani anak dengan spektrum autis pada masa kecil dibandingkan di masa dewasa karena ukuran tubuh, tenaga dan juga sikap yang tidak terbiasa dikendalikan yang terbawa sampai anak dewasa akan lebih besar dan membutuhkan usaha yang lebih dari orangtua atau orang dewasa yang berinteraksi dengan anak. Anak yang terbiasa untuk mengontrol emosinya sedini mungkin akan memiliki perilaku yang lebih baik di masa remaja dan dewasanya. Intinya kembali lagi adalah proses, pembiasaan dan konsistensi.

Sebagai orangtua mungkin ada perasaan tidak tega melihat anak menangis. Manusiawi memang, namun hidup harus memilih dan pilihan dalam hal ini adalah apakah Anda ingin membiarkan anak selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan karena tidak tega melihat mereka menangis untuk selanjutnya mungkin Anda akan berharap untuk dapat memperbaiki hal tersebut atau biarkan anak menangis saat ini karena penerapan disiplin dan manajemen perilaku yang Anda lakukan dan selanjutnya Anda serta anak Anda tersenyum bahagia di masa yang akan datang. (h.bee, 26/8/15: 10.38)

Tag:
tantrum pada anak autis, cara mengatasi anak autis yang tantrum, cara menghadapi anak autis yang tantrum, mengatasi tantrum pada anak autis, cara mengatasi tantrum pada anak autis, penyebab tantrum pada anak autis
Bookmark the permalink.

Comments are closed.